Menjadi idaman setiap muslim, ibadah haji yang wajib ditunaikan diharapkan tercatat di sisi ALLAH sebagai haji yang mabrur. Setidaknya ada tiga hal yang harus dipersiapkan sedini mungkin, yaitu niat yang ikhlas, berbekal dengan sebaik-baik bekal yaitu taqwa dan beribadah hajinya sesuai sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiganya mesti didukung oleh fisik dan mental yang sehat dan kuat, agar perjalanan ibadah haji dapat benar-benar dini’mati, sehingga dapat meraih haji yang mabrur. Kita harus banyak menyempatkan diri berjalan kaki. Latihlah mulai dari satu jam, dua atau tiga jam hingga mampu berjalan kaki sampai empat jam. Menurut pengalaman, ibadah umrah rata-rata menghabiskan waktu selama empat jam.
Kalau umrah, hanya sebatas di Mesjidil-Haram, tapi perjalanan haji dari tanggal delapan sampai tiga belas Dzulhijjah dimulai dari Makkah – Mina – Arafah – Muzdalifah sampai di Mina dengan menggunakan bus dan setelah itu pada tanggal sepuluh Dzulhijjah, kita berjalan kaki dari kemah di Mina menuju jamarat untuk melempar Jumrah Aqabah saja, dilanjutkan ke Mesjidil-Haram untuk thawaf ifadhah, kemudian kembali ke kemah kita di Mina.
Keesokan harinya pada tanggal sebelas, dua belas dan tiga belas Dzulhijjah, setiap harinya, kita harus menempuh perjalanan berjalan kaki tidak kurang dari tujuh kilometer untuk melempar Jumrah Ulaa Wustha dan Aqabah. Kewajiban melempar Jamarat ini benar-benar sangat memerlukan ketahanan fisik dan mental dhuyufullah. Itulah sebabnya kita harus memiliki badan yang SEHAT dan KUAT.