ZIARAH KITA



ARTI ZIARAH

Ziarah menurut bahasa diambil dari kata ZAARA-YAZUURU-ZIYAARATAN yang artinya berkunjung atau mengunjungi. Menurut istilah, yang dimaksud dengan kata ziarah ketika berhaji adalah mengunjungi tempat-tempat yang ditentukan oleh Nabi SAW untuk kita ziarahi atau tempat-tempat bersejarah yang mesti kita ketahui.

TUJUAN ZIARAH

Ziarah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan kita serta meneguhkan keyakinan, bahwa suatu peristiwa besar pernah terjadi di tempat itu. Dan ini sebagai bukti kebenaran AL-QURAN dan HADITS RasulNYA SAW.
Ziarah kita ke tempat-tempat yang ditentukan Nabi SAW untuk kita ziarahi dan tempat-tempat bersejarah lainnya, diharapkan akan dapat menggugah akal dan fikiran kita untuk bertafakur sekaligus mengambil ibrah (pelajaran) darinya.
Di sana kita akan menyaksikan kebesaran ALLAH SWT dan mengetahui betapa haibat perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menjaga, membela dan mengawal AL-ISLAM untuk keselamatan dan kebahagiaan ummatnya di dunia dan akhirat.

TATA CARA ZIARAH

Tidak ada upacara ibadah apapun di tempat ziarah kita, apalagi meminta- minta di kuburan sekalipun ketika berziarah ke makam Nabi SAW. Disana kita hanya diperintahkan beliau SAW supaya memberi salam, begitu juga ketika melakukan ziarah kubur lainnya seperti di Baqy, Jabal Uhud dll.
Sedangkan untuk berziarah ke mesjid-mesjid, seperti Mesjidil-Haram, Mesjid Nabawy, Mesjid Quba, Mesjid Qiblatain, Mesjid Khandaq dll, kita disunnatkan supaya melakukan Shalat Tahiyyatul-Masjid, apabila kita memasukinya.

BEBERAPA TEMPAT BERSEJARAH
YANG ADA DI MAKKAH
1. Makkah Al-Mukarramah

Asal mula Makkah adalah Bakkah yang artinya lembah. Pada zaman dahulu Makkah ini adalah suatu lembah yang sangat tandus. Ini terungkap dalam untaian kata Nabi Ibrahim AS ketika berdo’a :

“Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menempatkan sebahagian keluargaku di lembah yang tandus ini, tak ada tanam-tanaman, di sisi rumahMU yang terhormat ini agar mereka mudah melakukan Shalat”
(QS Ibrahim 37)

Makkah sebagai pusat pelaksanaan ibadah haji, kini setiap tahunnya dikunjungi jutaan tetamu ALLAH dari seluruh dunia. Jama’ah haji dan siapapun yang bertamu ke rumahNYA akan merasakan aman, tentram dan damai.

“Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, jadikanlah negeri ini suatu negeri yang aman, serta jauhkanlah kami dan anak-anak kami dari menyembah berhala” (QS Ibrahim 35
Do’a inilah yang dipanjatkan Nabi Ibrahim AS kepada ALLAH SWT untuk keamanan negeri ini.

Sementara itu, kebutuhan apapun yang diperlukan jama’ah tetamuNYA senantiasa tersedia termasuk buah-buahan, sungguhpun kita tak sempat melihat kebunnya.

Nabi Ibrahim AS yang futurist yang sangat mencintai diri, keluarga, ummatnya dan negeri dimana mereka tinggal, senantiasa berdo’a untuk keselamatan dan kebahagiaan semuanya :

“Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, jadikanlah setiap hati orang yang datang kepada mereka itu (kasih sayang) dan berilah mereka rizqi dari buah- buahan. Mudah-mudahan mereka akan bersyukur” (QS Ibrahim 37)

Dan kita wajib mensyukuri ni’mat yang tiada terhingga ini.

Mesjidil-Haram dan Ka’bah

a. Mesjidil-Haram

Mesjidil-Haram yang nampak terus diperluas dan menampilkan wajahnya yang semakin indah, megah dan berwibawa adalah sebagai bagian program utama dan istimewa kerajaan Saudi Arabia dalam rangka melayani para tetamu ALLAH yang mulia.

Di Mesjid ini tamu-tamu ALLAH melakukan Shalat, Umrah, Thawaf Ifadhah, I’tikaaf dan Ibadah lainnya. Dan di mesjid ini juga, hendaknya seluruh jama’ah tetamu ALLAH menghabiskan waktunya untuk beribadah, munajat, berdzikir dan berdo’a kepada Yang Maha Rahman, Yang Maha Rahim, selama tinggal di kota Makkah. Shalat satu kali di Mesjid ini sebanding dengan seratus ribu kali Shalat di Mesjid lain, kecuali di masjid Nabawy, sama dengan seratus kalinya.

b. Ka’bah (Baitullah)

Di pusat Mesjidil-Haram terdapat Ka’bah sebagai kiblat dari ummat Islam yang dibangun Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Ketika Nabi Ibrahim AS selesai membangun Ka’bah, beliau AS berdo’a :
“Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, terimalah dari kami amal ibadah kami. Sesungguhnya ENGKAU Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang tunduk patuh kepadaMU dan keturunan kami jadikan juga ummat yang tunduk patuh kepadaMU. Dan tunjukkanlah kepada kami tata cara ibadah kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya ENGKAU Maha Penerima taubat, Maha Penyayang. Yaa ALLAH yaa Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMU dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al- Quran) dan hikmah (Al-Hadits) serta membersihkan mereka. Sesungguhnya ENGKAU Maha Gagah, Maha Bijaksana” (QS AL-Baqarah 125-129)

2. Mina atau Muna

Selama ibadah haji, Mina atau Muna, begitu orang Arab menyebutnya, empat atau lima hari jama’ah tamu ALLAH tinggal di sana, yaitu ketika mabit tanggal 8-9 Dzulhijjah, tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Di Muna inilah tempat Jamarat berada. Jumrah Ulaa, Wustha dan Aqabah.

Dan tidak jauh dari tempat jumrah, terdapat masjid bersejarah bernama Mesjid Khaif. Lima belas abad yang lalu, di Mesjid ini terjadi mu’jizat Nabi SAW, ketika para shahabat mulai kekurangan air untuk berwudhu. Dengan disaksikan oleh para shahabat, air jernih mengalir dari antara jari-jemari beliau SAW, sehingga mereka berwudhu tanpa kekurangan air.

Selain itu, Mina juga adalah manhar, yakni tempat pemotongan hewan hadyu, karena sebagaimana sabda Nabi SAW, bahwa seluruh Mina adalah manhar (tempat pemotongan hewan hadyu)

Mimpi Nabi Ibrahim AS

Setelah mendapat wahyu dalam mimpinya di malam hari, kemudian Nabi Ibrahim AS menyampaikan isi mimpi tersebut kepada anaknya, Ismail :

“Wahai anakku, aku telah melihat dalam mimpi, sesungguhnya aku akan menyembelihmu, maka pertimbangkanlah, apa yang akan kau putuskan ?

Ia menjawab :

”Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan padaMU, in syaa ALLAH, kau akan dapati aku dari golongan orang-orang yang shabar” (QS Ah-Shafaat 102)

Diriwayatkan, bahwa setelah mereka sepakat, merekapun pergi menuju Arafah, lalu ke Muzdalifah kemudian ke Mina. Tak bergeming sedikitpun, ketika syaithan membujuk Nabi Ibrahim AS, istrinya Siti Hajar dengan anaknya Ismail, mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan, bahwa wahyu ALLAH wajib dilaksanakan. Dan diyakininya, bahwa tidaklah semata-mata ALLAH memerintahkan sesuatu, kecuali untuk kebaikan dan keberuntungan..

Syaithan gagal membujuk mereka. Perintahpun dilaksanakan. Tapi, ketika mereka berdua sudah berserah diri kepada ALLAH Yang Maha Pencipta, dan Nabi Ibrahim AS telah rebahkan Ismail atas pipinya, ALLAH SWT berfirman :
“Wahai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah melaksanakan perintah. dalam mimpi itu dengan benar. Sesungguhnya begitulah kami membalas orang-orang yang bershabar. Sesungguhnya ini adalah ujian yang nyata beratnya. Dan kami telah menebusnya dengan hewan sembelihan yang besar. Dan kami tinggalkan (do’a) pada golongan orang- orang yang ada sesudahnya (generasi mendatang). Kesejahteraan bagi Ibrahim. Begitulah kami membalas bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ia dari golongan hamba kami yang mu’min” (QS Ash-Shafat 102-111)

3. Jabal Nur dan Gua Hira

Jabal Nur adalah sebuah gunung di Makkah yang dilembahnya terdapat Gua Hira dimana Rasulullah SAW pertama kali menerima wahyu. Di depan Gua Hira ada halaman
yang cukup luas, sehingga orang yang ingin masuk ke dalamnya berjubel di tempat ini. Untuk dapat sampai di Gua Hira, harus turun dari puncak Jabal Nur kira-kira 3 m ke bawah sebelah timur. Gua Hira ada di sebelah kanan kita. Kemudian kita melingkar ke selatan hingga berada sebelah Barat Gua Hira dan itulah bagian depan Gua Hira.Bisa juga kita lewat Lorong sempit di sebelah kanan Gua, datang dari arah samping belakang menelusuri Lorong itu hingga kita berada di halaman Gua Hira.

Di samping kiri belakang Gua Hira ada ventilasi memanjang dari bawah ke atas, namun orang takkan bisa masuk lewat sana. Satu-satunya jalan keluar masuk hanya dari depan Gua.

Gua Hira ini sungguh sangat kekar. Yang mengelilingi Gua ini adalah batu-batu yang sangat tebal, kokoh, kuat namun dinding- dindingnya sangat halus. Di sinilah Nabi Muhammad SAW didatangi Malaikat Jibril AS menerima wahyu yang pertama QS Al-‘Alaq 1-5, dan semenjak itulah ALLAH SWT menjadikannya sebagai seorang Nabi dan RasulNYA.

4. Jabal dan Gua Tsur

Di puncak Jabal Tsur ini terdapat Gua Tsur, yaitu gua yang menjadi tempat persinggahan Nabi SAW yang aman bersama Abu Bakr RA sebelum beliau SAW berhijrah ke Madinah.
Batu-batuan yang besar hampir memenuhi kanan-kiri jalan yang menuju mulut Gua Tsur. Orang takkan begitu mudah mendapatinya, jika tidak menuruni Lorong batu- batuan tersebut.

Bagian depan Gua Tsur yang menghadap ke sebelah timur inilah yang pernah ditutupi sarang labah-labah dan seekor burung mengeram. Dengan perlindungan ALLAH tersebut amanlah beliau dan shahabatnya. Orang-orang musyrikinpun segera meningalkan gua itu. Dibelakangnya, lurus dari depan kemudian belok kiri sedikit, terdapat jalan keluar dari gua itu.
Di dalam Gua Tsur ini ada ruangan mendatar yang dapat ditempati tiga atau empat orang tanpa mudah dilihat orang dari luar. Sebelah barat dari Gua ini ada ventilasi ukuran tidak merata kira-kira (85 x 10) cm2 yang sekaligus bisa dijadikan tempat mengintai siapapun yang lewat di sana. Di tempat inilah Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakr Ash-Shiddiq RA tinggal selama tiga hari tiga malam dengan dikawal oleh balatentara ALLAH SWT, yakni para malaikat, sebagaimana difirmankanNYA dalam QS At-Taubah 40

“ … Maka ALLAH menurunkan ketentraman kepadanya dan DIA menguatkannya (Nabi SAW) dengan balatentara (para Malaikat) yang kalian tidak melihatnya … ”

5. Tan’im

Tan’im adalah sebuah tempat yang berada di luar kota Makkah. Bagi sebahagian penduduk luar kota Makkah yang terletak di antara Makkah dan miqat makani, ada yang berihlal-ihramnya di Tan’im. Oleh karenanya, pada musim haji, Mesjid Tan’im yang besar dan indah itu di penuhi jama’ah haji yang sedang mempesiapkan diri dengan pakaian ihramnya untuk memulai ibadah umrah atau hajinya.
Aisyah RA Ummul-Mu’minin pernah melakukan ihlal-ihramnya dari Tan’im. Ketika itu Aisyah RA sedang berihram bersama Rasulullah SAW, tapi kemudian ia (Aisyah RA) haidh. Pejalanan ibadah haji tetap dilanjutkan, hingga masuk Makkah, hanya saja tidak melakukan thawaf sebagaimana yang lainnya.

Lalu Nabi SAW bersabda : “Tunggu, kemudian pegilah ke Tan’im lalu berihlal-ihramlah dari sana”

Syaikh Utsaimin dalam panduan Ibadah Haji, Umrah Dan Ziarah yang diterbitkan Kementerian Agama Islam, Waqaf, Da’wah dan Bimbingan Islam Kerajaan Saudi Arabia mengatakan, bahwa memperbanyak umrah setelah atau sebelum menunaikan ibadah haji, dari Tan’im atau Ji’ranah, sebagaimana yang dilakukan sebahagian jama’ah adalah hal yang tidak ada dasar syari’atnya.


YANG ADA DI MADINAH
1. Masjid Nabawy

Ziarah ke Masjid Nabawy adalah ziarah yang paling utama di kota Madinah. Setiap waktu Shalat, Mesjid ini dipadati para tetamu ALLAH dengan harapan mendapat pahala seribu kali pahala Shalat di Mesjid lainnya, kecuali di Mesjidil-Haram.
Disamping itu para hujjaaj dengan tetap melakukan Shalat Wajib yang lima waktu di sana, karena ingin juga mendapatkan maghfirah dan rahmatNYA, penuh harapan Ibadah Hajinya MABRUR serta semua do’anya dikabulkan.
Nabi SAW disemayamkan di rumah beliau SAW. Perluasan Mesjid Nabawy ini menjadikan rumah beliau berada dalam Mesjid. Disana terdapat juga Kubur Shahabatnya Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Amirul-Mu’miniin Umar Ibn Al-Khaththab. Kubur yang berada di bawah kubah hijau tersebut dulunya rumah Nabi SAW.
Di antara rumah beliau SAW dan mimbar terdapat mihrabnya. Daerah sekitar ini beliau SAW namakan RAUDHAH atau taman surga, yang setiap saat penuh sesak dengan para tetamu ALLAH yang menghabiskan waktunya untuk mendekatkan diri kepadaNYA dan berdo’a dengan penuh keyakinan akan dikabulkanNYA.

2. Masjid Quba

Mesjid Quba ini adalah Mesjid yang sangat bersejarah, Mesjid pertama kali yang didirikan Nabi SAW ketika beliau singgah di Quba dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Dinamakan Mesjid Quba dikarenakan Mesjid tersebut berada di Quba. Berkenaan dengan Mesjid Quba ini, di dalam Al-Quran ALLAH SWT berfirman :
“Janganlah kau Shalat di masjid dhirar, sungguh Mesjid Quba yang didirikan di atas landasan taqwa dari semenjak dibangun lebih berhak kalian lakukan Shalat di sana. Didalamnya banyak orang yang suka mensucikan diri. Dan ALLAH SWT mencintai orang-orang yang mensucikan diri” (QS At-Taubah 108)
Tentang keutamaan Mesjid Quba, Rasulullah SAW bersabda :

“Shalat di Mesjid Quba pahalanya seperti ibadah umrah” (Diriwayatkan Tirmidzi dan Ibnu Maajah)

Dan dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata : “Bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa berziarah ke Mesjid QUBA, berkendaraan atau berjalan kaki” (Diriwayatkan Muslim)

3. Mesjid Qiblatain

Sebelum QS Al-Baqarah 144 ini diturunkan, ummat Islam melakukan Shalatnya menghadap ke Baitul-Maqdis di Palestina, qibatnya orang Yahudi. Berkatalah orang-orang Yahudi, bahwa Muhammad sudah menjadi Yahudi. Orang Nasharapun berkata, bahwa Muhammad tidak punya syari’at yang tegas, hingga orang-orang musyrikinpun menyalahkannya, kenapa Muhammad tidak menjadikan Baitullah sebagai qiblatnya yang juga qiblat nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim AS.

Berat hati Nabi SAW mendengar apa yang mereka katakan. Beliau SAW berdo’a kepada ALLAH SWT agar diberi qiblat tersendiri, qiblatnya kaum Muslimin, bukan kiblat Yahudi ataupun Nashara dan bukan juga kiblat kaum musyrikin.

Maka beliaupun berdo’a

“ …….. Allaahumma arinal-haqqa haqqan warzuqnaattibaa’ah wa arinal- baathila baathilan warzuqnajtinaabah waa laa taj’alhu multabisan ‘alainaa fanadhilla waj’alnaa lill-muttaqiina imaaman”

( …….. Yaa ALLAH, tunjukkanlah kepada kami kebenaran yang jelas benarnya dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kebathilan yang jelas kebathilannya. Dan janganlah KAU jadikan hal itu samar bagi kami--karena bercampurnya yang haq dan yang bathil--, sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa)

ALLAH SWT mengabulkan do’anya, setelah enam belas atau tujuh belas bulan beliau berdo’a dengan khusyu. Kemudian turunlah QS Al-Baqarah 144 :

“Sungguh KAMI (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh KAMI akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu ridhai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil-Haram. Dan dimana saja kalian berada, palingkanlah wajah-wajah kalian ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil-Haram itu adalah benar dari Tuhan mereka. Dan ALLAH tidaklah lalai dari apa-apa yang mereka lakukan” (Al-Baqarah 144)

Semenjak itu para shahabat Shalat menghadap ke Baitullah. Di Mesjid Qiblatain inilah para shahabat pernah mengalami shalat menghadap ke DUA KIBLAT, Baitul-Maqdis dan ke Baitullah. Itulah sebabnya mesjid ini dinamakan Masjid Qiblatain.

4. Jabal Rumat di Bukit Uhud

Karena ketidaktaatan sebahagian shahabat kepada perintah Nabi SAW untuk tetap bersiaga di atas bukit pertahanan Uhud di Jabal Rumat, akhirnya kaum musyrikin dapat menaiki bukit tersebut menggantikan posisi mereka, sehingga para shahabat yang sibuk dengan ghanimah, segera dihujani anak panah fihak musuh.

ALLAH Yang Maha Gagah Yang Maha Bijaksana, akhirnya menyelamatkan utusanNYA.

Tercatat, bahwa dalam perang Uhud ini paman Nabi SAW Hamzah bin Abdul Muthalib gugur sebagai seorang syahid. Kemudian menurut satu riwayat, sebanyak 70 orang shahabat yang gugur sebagai syuhada, dikebumikan di medan perang Uhud ini. Berkenaan dengan Bukit Uhud ini Rasulullah SAW bersabda : “Bukit Uhud adalah Bukit yang mencintai kami dan kamipun mencintainya”

5. Khandaq

Ketika mendengar khabar bahwa kaum musyrikin Makkah akan menyerang kota Madinah, seorang shahabat bernama Salman Al-Farisi mengusulkan kepada Nabi SAW dan beliau serta shahabat lainnya menerima usul tersebut untuk menyambutnya di luar kota Madinah dengan cara membuat parit, sehingga tidak mudah bagi mereka kaum musyrikin untuk memasukinya. Sementara itu di tepi parit sudah dipersiapkan pasukan panah.
Melihat kondisi seperti ini, kaum musyrikin tidak berani masuk. Akhirnya mereka menarik mundur pasukannya, kembali pulang dengan tangan hampa. Pos-pos penjagaan yang digunakan para shahabat saat itu, kini telah menjadi tujuh bangunan masjid yang kemudian dikenal dengan nama Mesjid Sab’ah (Mesjid Tujuh). Dan parit-parit peninggalannya kini telah berubah menjadi Jalan Raya.