Pada tanggal 8 Dzulhijjah, hari Tarwiyyah, dengan berpakaian ihram, dari Makkah pagi-pagi sekali kita berangkat menuju MINA
a. Sebelum berangkat kita ikrarkan Ihlal Ihram Haji : LABBAIKALLAAHUMMA HAJJAN atau LABBAIKA HAJJAN (Yaa ALLAH, aku penuhi panggilanMU untuk ibadah haji)
b. Kemudian dilanjutkan dengan mengumandangkan Talbiyyah :
LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK, LABBAIKA LAA SYARIIKA LAKA LABBAIK.
INNAL-HAMDA WANNI’MATA LAKA WAL-MULK. LAA SYARIIKA LAK
(Aku penuhi panggilanMU yaa ALLAH aku penuhi panggilanMU, aku penuhi
panggilanMU tidak ada sekutu bagiMU, aku penuhi panggilanMU.
Sesungguhnya segala puji dan keni’matan hanyalah milikMU, begitu pula
kekuasaan hanyalah milikMU, tidak ada sekutu bagiMU)
Dan terus dikumandangkan hingga tanggal 10 Dzulhijjah di saat sebelum
melempar Jumrah Aqabah, baru kita hentikan.
Di Mina tanggal 8-9 Dzulhijjah, kita melakukan :
a. Shalat Zhuhur dan Ashar diqashar lebih afdhal atau di jama qashar, begitu
juga Shalat Maghrib dan Isya, kecuali Shalat Shubuh tersendiri pada
waktunya.
b. Tingkatkan ibadah kita, perbanyak istighfar, dzikir, berdo’a dan membaca Al-
Quran.
c. Di malam hari, untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, kita lakukan
Shalat Tahajjud.
d. Pagi-pagi tanggal 9 Dzulhijjah, kita berangkat menuju ARAFAH untuk
melaksanakan WUQUF di sana. Selama perjalanan menuju Arafah, kita
bertalbiyyah atau bertakbir.
Jika memungkinkan, sebelum tiba di Arafah, kita singgah di Mesjid Namirah.
Di Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah, setelah waktu Zhuhur tiba :
a. Muadzin beradzan dan kita berkhuthbah atau mendengarkan khuthbah
Arafah, kemudian Shalat Zhuhur dan Ashar di Jama Qashar dengan dua kali
iqamah.
b. Setelah itu, selama Wuquf di Arafah, kita perbanyak Istighfar, berdzikir,
berdo’a sambil mengangkat kedua belah tangan dan membaca Al-Quran.
Lakukanlah segalanya dengan khusyu.
c. Menjelang matahari terbenam, sebelum Maghrib, kita sudah bersiap-siap
meninggalkan Arafah, pergi untuk mabit di MUZDALIFAH, Lewat waktu
Maghrib, kita mulai bergerak menuju Muzdalifah..
Setibanya di Muzdalifah
a. Kita segera menunaikan Shalat Maghrib dan Isya di Jama Qashar.Takbir dan
atau Talbiyah terus kumandangkan.
b. Siapkan 70 batu kerikil untuk melempar seluruh Jamarat, dari tanggal 10-13
Dzulhijjah.
c. Pada tanggal 9-10 Dzulhijjah ini kita mabit di Muzdalifah. Mabit yang
sungguh berlantaikan bumi dan beratapkan langit.
d. Hiasi mabit kita ini dengan berdzikir dan berdo’a untuk kemabruran ibadah
haji kita. Sebelum tidur, kita lakukan Shalat Witir.
e. Sesuai sunnah Rasulullah SAW apabila kita dapat melaksanakan Shalat
Shubuh di Muzdalifah.
Tanggal 10 Dzulhijjah, pagi-pagi sekali kita harus segera meninggalkan Muzdalifah untuk melempar Jumrah Aqabah waktu Dhuha di Mina.
TATA CARA MELEMPAR JUMRAH AQABAH :
a. Pastikan, Ka’bah ada di arah kiri kita
b. Lakukan melempar jumrah apabila kita telah berada di dekat jumrah Aqabah
dengan jarak yang dapat kita lempar dengan sempurna.
c. Lemparlah jumrah dengan 7 kali lemparan batu kerikil, setiap lemparan
diiringi dengan takbir : ALLAAHU AKBAR (ALLAH Maha Besar) !
d. Setelah selesai melempar jumrah, kita berdo’a :
ALLAAHUMMAJ’ALHU HAJJAN MABRUURAN WA DZANBAN MAGHFUURAN.
(Yaa ALLAH, jadikanlah ibadah haji ini, haji yang mabrur dan dosa-dosa yang
terampuni)
CATATAN :
Tidak ada ketentuan mengangkat tangan dan tidak ada berdiri lama untuk
berdo’a setelah melempar jumrah Aqabah ini.
Tahallul awal dilakukan dengan mencukur gundul rambut kita. Ini lebih afhdhal dari hanya sekedar menggunting beberapa helai rambut atau memendekannya (taqshir). Dan setelah tahallul ini, maka segala apa yang dilarang selama ibadah haji mejadi halal, kecuali hubungan suami istri.
7. H A D Y UMemotong hewan hadyu
a. Lebih utama dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
b. Apabila tidak sempat, hadyu dapat dilakukan selama hari Tasyrik dari
tanggal 11-13 Dzulhijjah.
c. Pemotongan hewan hadyu ini dilakukan di Mina (Manhar).
a. Afdhaliyahnya, thawaf ifadhah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzzulhijjah
Yaumun-Nahr) setelah melempar Jumrah Aqabah.
b. Jika tidak sempat tanggal 10 Dzulhijjah, kita dapat melakukannya selama hari
asyrik, boleh tangal 11, 12 atau 13 Dzulhijjah.
c. Sedangkan bagi yang udzur, thawaf ifadhah dapat dilakukan selepas
udzurnya.
d.Ba’da thawaf ifadhah kita lakukan sa’i haji dengan tata cara seperti sa’i yang
dilakukan pada waktu umrah.
a. Dengan melaksanakan Thawaf Ifadhah seperti di jelaskan di atas, maka kita
telah melaksanakan tahallul tsani.
b. Segala apa yang dilarang selama ibadah haji menjadi halal termasuk
hubungan suami istri.
c. Dan pada hari itu juga, setelah selesai thawaf ifadhah selengkapnya, kita
harus segera meninggalkan Makkah, kembali ke Mina sungguhpun
datangnya terlambat di malam hari.
Pada tanggal 11 Dzulhijjah, di saat matahari tergelincir, kita melempar tiga jumrah : Jumrah Ulaa (Shugra), Wustha dan Aqabah (Kubra).
TATA CARA MELEMPAR JUMRAH ULAA DAN WUSTHA :
a. Pastikan, Kabah ada di arah kiri kita.
b. Lakukan melempar Jumrah apabila kita telah berada di dekat Jumrah Ulaa
atau Wustha dengan jarak yang dapat kita lempar dengan sempurna.
c. Lemparlah Jumrah dengan 7 kali lemparan batu kerikil. Setiap lemparan
diiringi dengan takbir : ALLAAHU AKBAR (ALLAH Maha Besar) !.
d. Setelah selesai melempar Jumrah, kita mencari tempat yang aman dan
nyaman di sebelah kiri, dekat tiang jembatan, kemudian berdiri menghadap ke arah kiblat sambil mengangkat kedua tangan, kita berdo’a dengan do’a
sekehendak hati kita masing-masing.
Tempat ini termasuk maqam ijabah. In syaa ALLAH, do’a-do’a kita dikabulkan.
TATA CARA MELEMPAR JUMRAH AQABAH :
a. Pastikan, Ka’bah ada di arah kiri kita.
b. Lakukan melempar Jumrah apabila kita telah berada di dekat
Jumrah
Aqabah pada jarak yang dapat kita lempar dengan sempurna.
c. Lemparlah Jumrah dengan 7 kali lemparan batu kerikil, setiap lemparan
diiringi dengan takbir : ALLAAHU AKBAR (ALLAH Maha Besar)
d. Setelah selesai melempar Jumrah Aqabah, kita berdo’a :
ALLAAHUMMAJ’ALHU HAJJAN MABRUURAN WA DZANBAN MAGHFUURAN.
(Yaa ALLAH, jadikanlah ibadah haji ini haji yang mabrur dan dosa-dosa yang
terampuni)
CATATAN :
Tidak ada ketentuan mengangkat tangan dan tidak ada berdiri lama untuk
berdo’a setelah melempar Jumrah Aqabah ini.
Pada tanggal 12 dan 13 Dzulhijjah, kita lakukan lagi melempar jumrah yang tiga ini seperti pada tanggal 11 Dzulhijjah dalam waktu dan dengan tata cara yang sama.
11. NAFAR AWAL/NAFAR TSANIJama’ah haji boleh melakukan Nafar Awal atau Nafar Tsani
a. NAFAR AWAL
Bagi yang mengambil Nafar Awal, maka setelah melempar jumrah tanggal
12 Dzulhijjah, dapat segera meninggalkan Mina, kembali ke Maktab di
Makkah.
Jika waktu Maghrib masih berada di maktab Mina, maka harus lanjut mabit
di Mina hingga keesokan dan baru kembali tanggal 13 Dzulhijjah
setelah melempar ketiga jumrah.
b. NAFAR TSANI
Bagi yang mengambil Nafar Tsani, setelah melempar ketiga jumrah, kembali
lagi ke Mina untuk melempar ketiga jumrah keesokan harinya tanggal 13
Dzulhijjah, kemudian kembali ke Maktab di Makkah.
Jama’ah haji boleh melakukan Nafar Awal atau Nafar Tsani
a. Tanpa lari-lari kecil, tanpa Shalat di Maqam Ibrahim dan tanpa sa’i.
b. Bagi perempuan yang sedang kedatangan haid dapat langsung pulang tanpa
Thawaf Wada terlebih dahulu. Ibadah hajinya tetap shah.
c. Dan dengan selesainya Thawad Wada, maka sampai di sini selesailah sudah
ibadah haji kita.
RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS-SAMII’UL’ALIIM !!!
(Yaa Tuhan kami, terimalah dari kami ibadah kami. Sesungguhnya ENGKAU
Maha mendengar Maha Mengetahui)
Terus berdo’a kepada ALLAH Yang Maha Rahman Yang Maha Rahim, mudah- mudahan ibadah haji kita tercatat di sisiNYA sebagai ibadah HAJI YANG MABRUR.
HAJJAN MABRUURAN WA DZANBAN MAGHFUURAN. AAMIIN !!! (Yaa ALLAH, jadikanlah ibadah haji ini haji yang mabrur dan dosa-dosa yang terampuni !!!)